Nasehat diri

Nasehat diri # 1. Kurang? Lapor Allah swt

Tulisan ini paket lengkap, tuntasin sampai usai lalu sebarin. Insya Allah, semoga Allah kasih kita keberkahan, aamiin.
"Saat mendapati hidup yang sempit dan kekurangan rizki ada beberapa sikap yang harus diambil: pertama sekali, melaporkan kesusahannya kepada Allah dengan berdoa dan bersimpuh di hadapan-Nya dalam shalat, khususnya pada qiyamulail di sepertiga malam terakhir.

Saat itu Allah turun ke langit dunia dan menawarkan kepada para hamba-Nya: Siapa yang mau berdoa kepada-Ku niscaya aku kabulkan doanya, Siapa yang meminta kepada-Ku siscaya aku beri permintaannya, siapa yang memohon ampun kepada-Ku niscara Aku mengampuninya.

Allah Azza wa Jalla berfirman :
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu !! salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Thaahaa: 132)

Ayat diatas ada keterkaitan antara shalat sebagai pintu rizki dan sarana melaporkan selain tiang agama yang berisikan penguatan kualitas ibadah. Hubungilah Allah melalui shalat, mohon kemudahan dan keberkahan rizki agar kita sanggup selalu diatas jalanNya

a) Taubat
Meningkatkan taubat, terutama taubatan nasuha dan memperbanyak istighfar. Karena maksiat itu menjadi sebab sempitnya rizki dan datangnya kesulitan. Hal ini sebagaimana dikabarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam :
"Sesungguhnya seseorang diharamkan rizki disebabkan dosa yang dilakukannya." (HR. Ahmad )

b) Istighfar dan mohon ampun
Allah Taala berfirman tentang petuah Nabi Nuh alaihis salam kepada umatnya agar banyak istighfar,

"Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai" (QS. Nuuh: 10-12?

c) Sedekah
Kemudian memperbaiki ibadah, Bersedekah yang sebaik-baiknya karena sedekah memadamkan murka Allah yang urusannya juga pada dosa.

Sedekah disini yaitu berupa infaq yaitu harta, posisi harta dalam Fiqh ada yang berfungsi sebagai kafarat (tebusan) untuk ibadah-ibadah kita yang lalai, terlupa dst.

Misalnya Kifarat atas pelanggaran sumpah firman Allah Swt:

“Maka kafaratnya memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa yang tidak sanggup melakukan yang demikian itu, maka kafaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kafarat sumpah-sumpahmu. Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan hukum-hukum Nya agar kamu bersyukur” (QS. al-Maidah (5): 89)

Sebagaimana sabda Rasulullah saw dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Seorang lelaki datang menemui Nabi saw. dan berkata: Celaka saya, wahai Rasulullah. Beliau bertanya: Apa yang membuat engkau celaka? Lelaki itu menjawab: Saya telah bersetubuh dengan istri saya di siang hari bulan Ramadan. Beliau bertanya: Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memerdekakan seorang budak? Ia menjawab: Tidak punya. Beliau bertanya: Mampukah engkau berpuasa selama dua bulan berturut-turut? Ia menjawab: Tidak mampu. Beliau bertanya lagi: Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memberi makan enam puluh orang miskin? Ia menjawab: Tidak punya. Kemudian ia duduk menunggu sebentar. Lalu Rasulullah saw. memberikan sekeranjang kurma kepadanya sambil bersabda: Sedekahkanlah ini. Lelaki tadi bertanya: Tentunya aku harus menyedekahkannya kepada orang yang paling miskin di antara kita, sedangkan di daerah ini, tidak ada keluarga yang paling memerlukannya selain dari kami. Maka Rasulullah saw. pun tertawa sampai kelihatan salah satu bagian giginya. Kemudian beliau bersabda: Pulanglah dan berikan makan keluargamu. (HR. Muslim)

Maka posisi sedekah harta atau infaq melebur dosa dan kesalahan penyebab krisis rejeki. Apalagi bila dosa-dosa dilakukan kolektif yang melibatkan banyak orang

Nasehat diri # 2. Prinsip Mendidik Anak Menurut Al-Qur'an

Mendidik anak bukan perkara mudah. Setidaknya, orang tua akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu,sebaiknya mengetahui prinsip mendidik anak menurut al-Qur'an.

Ada 14 prinsip dasar keluarga muslim dalam mendidik anak menurut Al Qur’an, berikut ini
1. Anakmu bukanlah pilihanmu. Mereka menjadi anakmu bukan juga karena keinginan mereka, tetapi takdir Allah. (QS. 28: 68, QS. 42 : 49-50)
2. Karena apa yang Allah takdirkan untukmu, maka itulah amanah yang harus ditunaikan. (QS. 8 : 27-28)
3. Orangtua lah yang menginginkan anak. Dan keinginanmu adalah janjimu kepada Allah. Maka tepatilah janjimu karena akan Allah minta pertanggungjawabannya. (QS. 5 : 1, QS. 17 : 34, QS. 13 :19-24)
4. Allah tidak membebanimu melampaui kesanggupanmu, maka bersungguh-sungguhlah. (QS. 2 :233, QS. 64 : 16, QS. 3 : 102, QS. 22 : 78)
5. Allah tidak mewajibkanmu membentuk anakmu mahir dalam segala hal. Allah mewajibkanmu membentuknya menjadi anak shalih yang terbebas dari api neraka. (QS. 66 : 6, QS. 46 : 15)
6. Jangan berharap kebaikan dari anakmu bila tidak mendidik mereka menjadi anak yang shaleh. (QS. 11 : 46, QS. 19 : 59)
7. Janganlah berharap banyak pada anakmu jika kamu tidak mendidiknya sebagaimana mestinya. (QS. 17 : 24)
8. Didiklah anakmu sesuai fitrahnya. (QS. 30 : 30)
9. Janganlah menginginkan anakmu sebagai anak yang shalih sebelum engkau menjadi shalih lebih dahulu. (QS. 61 : 2, QS. 66 : 6)
10. Janganlah menuntut hakmu dari anakmu, sebelum engkau memberi haknya. (QS. 1 : 5)
11. Janganlah menuntut hakmu dari anakmu, sampai engkau memenuhi hak Allah atasmu. (QS. 2: 83, QS. 4 :36, QS. 6 : 151, QS. 17 : 23-24)
12. Berbuat baiklah pada anakmu, bahkan sebelum mereka dilahirkan.
13. Janganlah engkau berfikir tentang hasil akhir dari usahamu mendidik, tetapi bersungguh-sungguhlah dalam mendidik. (QS. 11 : 63)
14. Janganlah berhenti mendidik sampai kematian memisahkanmu. (QS 15 : 99)

Nasehat diri # 3. Dari AlHabib Zein bin Smith untuk kedua orang tua..

Seharusnya bagi setiap orang tua mendoakan untuk anak-anaknya dan tidak mencaci mereka, Seperti mendoakan untuk anaknya kehancuran, bodoh dan lain sebagainya sekalipun dalam keadaan marah atau payah, mestinya bagi orang tua menghindarinya karena doa orang tua di ijabahi Allah swt, lebih-lebih kalau tepat waktu yang di ijabahi Allah swt, akhirnya mendapatkan penyesalan dan kerugian karna terburu-buru dan mendoakan jelek anaknya.
Berapa banyak cerita bahwasannya orang tua melakukan hal tersebut sehingga anaknya sakit, meninggal, gila dan lain sebagainya dari kejelekan karna sebab doanya orang tua.

Wajib atas orang tua selalu mendoakan baik untuk anaknya walaupun dalam keadaan emosi dengan mengatakan kepada mereka seperti : Allah yahdik,. Allah yarhamuk,. dll.. Sehingga tepat dengan waktu yang di ijabahi anaknya menjadi beruntung karna sebab doanya.

Di ceritakan oleh ulama'. Seorang datang ke salah satu ulama' mengadu tentang kejelekan akhlaq dan adab anaknya, ulama' tersebut bertanya : mungkin kamu mendoakan jelek untuknya? Lalu seorang tersebut menjawab : ya,
"Kamu yang merusaknya... kata ulama' tersebut.Wajib bagi orang tua membantu anaknya agar bisa berbakti kepadanya dan tidak memaksakan untuk mereka dari apa-apa yg tidak mampu mereka kerjakan, berbicara santun dengan mereka dan memanggil dengan kata-kata yg baik, dalam hadits Nabi saw bersabda :

رحم الله والدا اعان ولده على بره قالوا : كيف يارسول الله؟ قال : يقبل احسانه ويتجاوز عن إساءته

Allah swt merohmati orang tua yg membantu anaknya agar berbakti, para sahabat bertanya : bagaimana itu wahai Rosulullah?Menerima kebaikan dan memaafkan kesalahannya.
Jagalah, perhatikan, didik anak kalian dengan pendidikan yg baik dan jagalah mereka dari teman yg jelek. Mudah-mudahan Allah menjaga anak-anak kita dari kejelekan.
Aaamiiin...

Nasehat diri # 4. Tahu tapi tak mau (amal)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengisahkan:
"Seorang anak perempuan meninggal karena Thoun, kemudian ayahnya melihatnya di dalam mimpi, maka ayahnya berkata kepadanya: "Wahai anakku kabarkan kepadaku tentang akhirat!"

Anak perempuan itu menjawab: "Kami telah melewati perkara yang sangat besar, dan sesungguhnya kita telah mengetahui, tapi kita tidak mengamalkannya. Demi Allah, sesungguhnya satu ucapan tasbih atau satu rakaat shalat yang tertulis dalam lembaran amalku lebih aku sukai daripada dunia dan seluruh isinya."

Berkata Ibnul Qayyim: "Anak perempuan itu telah mengatakan perkataan yang dalam maknanya (sesungguhnya kita mengetahui, tapi kita tidak mengamalkan), akan tetapi banyak diantara kita yang tidak memahami maknanya.."

Kita mengetahui, bahwa ucapan سبحان الله وبحمده Subhanallahi wa bihamdihi sebanyak 100 kali akan menghapuskan dosa-dosa kita, walaupun dosa kita sebanyak buih di lautan. Akan tetapi sayang.. Berapa banyak hari kita yang berlalu tanpa kita mengucapkannya sedikitpun..

Kita mengetahui, bahwa pahala dua rakaat Dhuha setara dengan pahala 360 shadaqah, akan tetapi sayang.. Hari berganti hari tanpa kita melakukan shalat Dhuha...

Kita mengetahui, bahwa orang yang berpuasa sunnah karena Allah satu hari saja, akan dijauhkan wajahnya dari api neraka sejauh 70 musim atau 70 tahun perjalanan. Tapi sayang, kita tidak mau menahan lapar..

Kita mengetahui, bahwa siapa yang menjenguk orang sakit akan diikuti oleh 70ribu malaikat yang memintakan ampun untuknya.. Tapi sayang, kita belum juga menjenguk satu orang sakit pun pekan ini..

Kita mengetahui, bahwa siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya sebesar sarang burung, akan dibangunkan sebuah rumah di surga. Tapi sayang, kita tidak tergerak untuk membantu pembangunan masjid walaupun hanya dengan beberapa puluh ribu..

Kita mengetahui, bahwa siapa yang membantu janda dan anak yatimnya, pahalanya seperti berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang berpuasa sepanjang hari tanpa berbuka, atau orang yang shalat sepanjang malam tanpa tidur. Tapi sayang, sampai saat ini kita tidak berniat membantu seorang janda pun..

Kita mengetahui, bahwa orang yang membaca satu huruf dari Al Qur'an, baginya sepuluh kebaikan dan satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh kali. Tapi sayang, kita tidak pernah meluangkan waktu membaca Al Qur'an dalam jadwal harian kita...

Kita mengetahui, bahwa haji yang mabrur, tidak ada pahala baginya kecuali surga, dan akan diampuni dosa2nya shg kembali suci seperti saat dilahirkan oleh ibunya. Tapi sayang, kita tidak bersemangat untuk melaksanakannya, padahal kita mampu melaksanakannya..

Kita mengetahui, bahwa orang mukmin yg paling mulia adalah yg yang paling banyak shalat malam, dan bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya tidak pernah meremehkan shalat malam di tengah segala kesibukan dan jihad mereka. Tapi sayang kita terlalu meremehkan shalat malam..

Kita mengetahui, bahwa hari kiamat pasti terjadi, tanpa ada keraguan, dan pd hari itu Allah akan membangkitkan semua yg ada di dalam kubur. Tetapi sayang, kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk hari itu..

Kita sering menyaksikan orang yang meninggal mendahului kita, tetapi sayang, kita selalu larut dengan senda gurau dan permainan dunia seakan kita mendapat jaminan hidup selamanya dan tidak akan akan menyusul mereka..

Wahai Saudaraku yag dirahmati Allah.. Semoga kita segera mengubah keadaan kita mulai detik ini, dan mempersiapkan datangnya hari perhitungan yg pasti akan kita hadapi..

Hari dimana kita mempertanggung jawabkan setiap perbuatan kita di dunia..

Hari ketika lisan kita dikunci, sedangkan mata, kaki, dan tangan kita yg menjadi saksi..

Dan pada hari itu, setiap orang akan lari dari saudaranya, ibu dan bapaknya, temannya dan anaknya, karena pada hari itu setiap orang akan disibukkan dengan urusannya masing-masing..
Semoga bermanfaat, niat amal dan sampaikan...

Subscribe to receive free email updates: