tanggal 15 Agustus 2015
Tulisan ini bersumber share dari Ustadz Maskun Rifa'i dan mengalami beberapa penyesusian
# 1. RANGKUMAN MUDZAKAROH MAKOMI BADHA ASHAR.
Perkara yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah perkara iman yaitu perkara "keyakinan" yang benar kepada keagungan Alloh Subhaanallohu wa ta'ala.
Dalam suatu mudzakaroh maulana Saad pernah bertanya:
Apa hubungannya antara iman dan masjid ?
Beliau mengatakan: hubungannya sangat sangat erat, bahkan dalam qur'an dikatakan hanyalah orang yang memakmurkannya masjid-lah yang benar-benar beriman.
Sedangkan pentingnya amal masjid bagi manusia adalah dimisalkan oleh maulana Saad sebagaimana pentingnya "generator listrik" bagi orang kampung.
Begitulah dengan adanya generator maka seisi kampung akan mendapatkan cahaya terang. Sebaliknya dengan matinya generator tersebut maka semua tempat seisi kampung jadi gelap gulita. Maka seperti itulah pentingnya amal masjid bagi orang kampung tersebut.
Jihad tertinggi umat ini adalah DAKWAH.
Umat terbaik adalah umat yang dakwah.
Perkataan terbaik umat ini adalah perkataan dakwah.
Selain itu dengan dakwah-lah maka amal umat ini akan diperbaiki oleh Alloh.
Amal masjid apa yang dihidupkan ?
1. Dakwah
2. Taklim
3. Dzikir wal ibadah
4. Hidmad
Langkah awal untuk membuat amal makomi adalah kita harus "mempercantik" amal intikoli. Dengan intikoli yang tertib dan sungguh-sungguh maka kita akan bisa sempurnakan amal makomi kita.
Saat kita buat makomi maka selayaknya kita berlaku sebagai "bunga" bukan sebagai "duri".
Saat kita hidup sehari-hari di kampung kita maka hendaknya kita senantiasa menjaga muamalah, muasaroh dan akhlak yang sebaiknya-baiknya.
Amal makomi yang hendak kita hidupkan di masjid kita:
1. Musyawarah harian
2. 2 1/2 jam
3. Taklim masjid dan taklim rumah
4. Jaulah 1 dan jaulah 2
5. 3 hari setiap bulan
Untuk memulai semua amal tersebut adalah dengan dimulai dengan wujudnya amal musyawarah dan 2 1/2 jam.
2 1/2 jam adalah perangkat utama untuk hidupnya semua amal makomi dan perangkat utama juga untuk terpenuhinya semua takaza agama yang dibentangkan kepada kita.
Senantiasa difikirkan di setiap mahalah supaya fikir dan usaha kepada "orang baru". Yaitu bagaimana supaya pada setiap amalan di mahalah dan saat keluar fii sabilillah harus selalu ada orang baru yang ikut serta. Targetnya 2 orang lama membawa 8 orang baru.
Dan diatur sedemikian rupa supaya setiap ahbab di mahalah kita membina dan bertanggung jawab kepada 20 sampai 30 rumah.
Khususnya untuk persiapan ijtima kabupaten maka targetnya 1 orang membawa hadir 9 orang.
Harus tertanam pada diri ahbab saat buat kerja dakwah di kampungnya "rasa tanggung jawab" umat. Yaitu majunya usaha dakwah di kampungnya adalah tanggung jawab saya. Bila ada satu kekurangan agama pada siapa saja ahli kampung ini..... itu adalah karena kesalahan saya !!?
# 2. RANGKUMAN MUDZAKAROH MASTUROH BADHA MAGRIB
(Disampaikan oleh Ustadz Lutfi)
Setiap amal agama ini akan mendatangkan balasan kebaikan dunia ini dan juga balasan kebaikan di akhirot.
Jadi bukan hanya kebaikan di akhirot saja. Bahkan semua kebaikan dunia akan bisa diwujudkan karena keberkahan amalan agama ini.
Tugas kita sebagai orang beriman adalah menghidupkan agama di semua level kehidupan kita.
Pertama: Menghidupkan agama pada diri sendiri.
Kedua: Menghidupkan agama pada keluarganya (anak dan istri)
Ketiga: Menghidupkan agama pada ahli kampung dan sekitarnya
Keempat: Menghidupkan agama pada umat seluruh dunia.
Dan itu semua dimulai daripada niat dalam hati kita yaitu niat untuk menunaikan semua tugas ke 4 level tersebut sesempurna mungkin sampai akhir hayat kita.
Contohnya bagaimana dahsatnya niat.... Orang kafir masuk neraka selamanya padahal kafirnya hanya 70 tahun. Orang iman masuk surga selamanya padahal imannya hanya 70 tahun saja. Mengapa ?
Karena walaupun beriman 70 tahun tetapi dia niat terus beriman selama hidupnya. Begitu pula orang kafir, tentu saja dia niat kafir selama hidupnya maka pantasnya dia juga di neraka selamanya.
Begitu pula harus kita niatkan kita untuk menunaikan tugas dakwah kita sesempurna sempurnanya ke seluruh alam sampai akhir hayat kita. Maka walaupun belum bisa sampai ke seluruh alam tetapi Alloh akan beri pahala seolah olah kita telah sempurnakan dakwah ke seluruh alam.
MENGHIDUPKAN AGAMA PADA KELUARGA
Maksudnya adalah kita harus mengkaitkan ahli rumah kita dimulai dari istri kita untuk sama sama ambil tanggung jawab kerja dakwah ini.
Istri yang mendukung dan sama sama memiliki rasa tanggung agama ini akan memudahkan suaminya untuk maksimal menyempurnakan tugas agama.
Salah satu tanda keberkahan dakwah seorang laki laki adalah dia mampu membawa orang dekatnya -wabil khusus istrinya- untuk sama memikul usaha dakwah. Dan termasuk keberkahan dakwah laki laki ini adalah dakwah dia akan mendapat respon menggembirakan dari kaumnya.
Bahkan keberkahan yang lebih besar akan datang lagi yaitu akan datangnya teman teman setia dimana sebelumnya adalah orang-orang yang membencinya.
Bagaimana supaya anak-anak kita menjadi da'i seluruh alam adalah kita harus kondisikan istri kita supaya menjadi orang yang ridho dan gembira bila suaminya keluar 4 bulan seluruh alam.
Untuk mendatangkan kepahaman dakwah pada istri kita maka PERTAMA KALI seorang laki laki harus menjadikan dirinya sebagai "bunga" pada keluarga misalnya dengan cara:
1. Tunaikan sepenuhnya kewajiban syariat seorang suami pada istri dan anaknya.
3. Sabar dan lemah lembut kepada keluarganya.
4. Menjaga penampilan dan kerapian di hadapan istrinya.
Sedangkan amalan yang harus dimulai untuk menghidupkan agama pada rumah kita adalah menghidupkan amalan taklim rumah secara sempurna yang meilputi:
1. Halaqoh tajwid
2. Taklim kitabi (berganti-ganti: fadhilah amal, fadhilah sedekah dan muntakhob)
3. Mudzakaroh 6 sifat
4. Taskil
5. Musyawarah keluarga
Dalam taklim rumah tersebut ditargetkan semua ahli keluarga duduk termasuk bayi yang baru lahirpun dihadirkan dalam majelis taklim. Agungkan majelis taklim di rumah kita dengan pakaian sunnah bukan pakai kaos oblong, ada wudhu dan pakai minyak wangi.
# 3. RANGKUMAN BAYAN SUBUH
(Cikampek, tgl 16 Agustus, Disampaikan oleh Abah Cecep)
Kita sedang berada dalam perjalanan menuju suatu tempat dan masa yang kekal, kekal dan betul-betul kekal. Yaitu surga yang kekal atau neraka yang kekal.
Dan dunia yang sekejap ini diciptakan oleh Alloh adalah untuk persiapan dan perbaikan masa depan akhirat yang kekal. Orang yang cerdas paham perkara ini. Dan hanya orang yang sangat bodoh saja yang tak memahami perkara ini.
Banyak orang salah paham, dikiranya akhirat menjadi baik bila dunia sudah baik. Ini kebodohan yang parah. Yang benar adalah kalau seseorang itu urusan persiapan akhiratnya BERES maka otomatis Alloh akan MEMBERESKAN urusan dunianya.
Maka orang cerdas akan selalu men-sibuk-kan dirinya untuk persiapan akhiratnya dan JANJI ALLOH pasti akan ditunaikan untuknya, yaitu beres akhiratnya dan beres pula urusan dunianya.
Orang yang paham akhirat sesungguhnya orang ITULAH yang telah makrifat kepada Alloh. Selanjutnya orang yang telah sampai pada derajad makrifat kepada Alloh maka semua sifat kebaikan akan mudag datang padanya. Dan inilah yang menjadi ukuran keberhasilan kita dalam usaha dakwah. Ukuran suksesnya kita dalam usaha dakwah adalah sejauh mana sudah wujudnya SIFAT-SIFAT KEBAIKAN hadir pada dirinya.
Sifat kebaikan yang akan datang setelah dia KENAL KEPADA ALLOH adalah zuhud kepada dunia dan semakin bergairah untuk mencari bekal akhirat. Mungkin saja dia masih ngurus dunia tetapi sudah hilang pada dirinya "rasa tertarik" kepada dunia.
Sifat kebaikan lain yang semestinya datang dan harus selalu kita harapkan datang pada kita adalah sifat TAWADHU. Sebanyak apapun kebaikan yang kita miliki harus disadari bahwa ini adalah karunia Alloh semata dan bukan "karena apa-apa" yang ada pada diri kita.
Untuk mewujudkan sifat tawadhu tersebut kita harus memandang diri sendiri dengan pandangan curiga, apakah kesalahan dan dosa kita sudah diampuni Alloh atau belum dan dia selalu tak pernah melupakan kekurangan diri sendiri dan sibuk memperbaiki diri. Dia juga akan memandang orang lain lebih baik daripada dirinya dengan terus mencermati kebaikan yang ada pada orang lain sementara kebaikan itu mungkin belum dimilikinya.
Orang iman harus merasa takut akan dosa-dosanya. Karena sebenarnya orang yang mengerjakan perbuatan dosa -kalau tidak diampuni- maka setidaknya berakibat di dunai ini berupa:
1. Dicabutnya ilmu hikmah dari dadanya
2. Ditutupnya kedatangan rejeki yang sewajarnya akan datang padanya
3. Ditariknya rejeki yang sebenarnya sudah ada dalam genggamannya
4. Dicabutnya rasa ketenangan dalam hatinya.
Setiap amal akan senantiasa makbul dengan syarat tidak bercampurnya nafsu dalam amal kita. Apa maksudnya nafsu dalam amal ?
Maksudnya adalah ketika dia amal maka ....... Apa harapan keuntungan yang terbetik dalam hatinya ?
Bila dia menginginkan keuntungan akhirat maka dia telah mampu membersihkan nafsu dalam amalnya, sebaliknya bila dia menginginkan keuntungan dunia dari amalnya maka berarti telah tercampur nafsu dalam amalnya dan ini akan menghalanginya dari makbulnya amal. Mungkin saja hajad dunia akan tertunaikan dengan amal tersebut tetapi bisa jadi akibatnya "stempel cinta dunia" telah tertoreh di hati kita.
Apa tanda-tanda amal pengorbanan kita telah diterima ?
Yaitu akan datang pada diri kita kesusahan hidup. Dan lebih khusus lagi adalah dalam perjuangan ini sering terjadi orang-orang yang makbul justru banyak ditimpa kesusahan dalam perjuangan, tetapi dia tetap istiqomah dan tidak menjadi loyo saat menghadapi kesusahan.
Tetapi janganlah kita minta datangnya ujian kesusahan kepada Alloh, mintalah yang mudah-mudah, yang lancar-lancar saja karena kita memang belum kuat menghadapi kesusahan.