Dakwah Tanpa Upah

**Jalannya para Nabi adalah dakwah**

Jalannya para shiddiiqiin adalah dakwah. Salah
satunya Abu Bakar siddiq, beliau juga senantiasa
buat dakwah.
Jalannya para syuhada adalah dakwah. Para
syuhada sebelum memerangi musuh yang ada
disebuah daerah buat dakwah dulu.
Jalannya para sholihin adalah dakwah. Termasuk
diantara orang sholihin adalah Imam Hanafi,
Maliki, Safi’i dan Hambali mereka semua buat
dakwah.
Jadi, jalan yang lurus yang senantiasa kita minta
paling minimal 17 kali dalam shalat adalah jalan
dakwah. Didalam ayat Yusuf 108 dikatakan sabili
(Jalan) ini tunggal maknanya tidak ada lagi jalan
yang lain. Selain mengajak kepada Allah
(Dakwah). Kalau kita masih mencoba jalan lain
untuk sampai kepada Allah SWT, sampai kapan
pun kita tidak akan pernah sampai. Selain jalan
Dakwah.
Ciri-ciri dakwah cara Nabi SAW adalah :
1. Tidak minta upah
“Ikutilah orang yang tiada minta balasan
kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.
(QS. Yaasiin 21)
2. Mendatangi umat bukan menunggu
“tiada datang seorang rasulpun kepada mereka
melainkan mereka selalu memperolok-olokkan”.
(QS. Yaasiin 30)
Bahkan di dalam surat Al Mulk dikatakan kepada
ahli neraka sebelum masuk ke dalam neraka :
Alam Ya’tikum Nadzir apakah belum datang
pemberi peringatan kepada kamu ?
"Apakah belum pernah datang kepada kamu (di
dunia) seorang pemberi peringatan?"
(QS. Al Mulk 8)
Jadi, seorang dai itu datang kepada umat bukan
didatangi umat.
Seperti air hujan. Air hujan itu turun dimana-mana tempat, di gunung, di gurun, di desa, di kota, di darat bahkan dilautan pun hujan tetap turun walau pun lautan itu adalah air. Dai pun begitu dakwah di gunung, di gurun, di desa, di kota, didarat bahkan ditempat yang sudah hidup suasana agama pun harus tetap buat dakwah.
Niat amal dan sampai Kan.

Subscribe to receive free email updates: