Tentang keberanian Abu Bakar ra. dalam membela Rasulullah saw.:
Diceritakan oleh Anas bin Malik ra, ketika Rasulullah saw. sedang shalat, Uqba bin Muayt datang menghampiri Rasulullah saw. dengan sebuah tali. Pada saat itu Rasulullah saw. sedang bersujud. Dengan sigap Uqba melempar talinya melingkari leher Rasulullah saw. dan mencekiknya hingga Rasulullah saw. merintih “aaaakkkhhhh” karena kesakitan.
Kejadian ini disaksikan para sahabat dan orang-orang Quraisy yang ada disana. Beruntunglah Abu Bakar ra. lewat. Ketika dia melihat Uqba bin Abi Muayt mencekik Rasulullah saw., dia berlari dan mendorong Uqba bin Abi Muayt untuk menyelamatkan Rasulullah saw. Kemudian Abu Bakar membacakan ayat: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah” (Q.S. Al-Mu’min:40).
Abu Bakar berkata "Apakah alasan kau membunuhnya hanya karena dia berkata Aku beriman pada Allah yang satu? Dan dia tidak hanya mengaku-ngaku, tapi dia juga punya banyak buktinya. Jika dia berbohong, maka hidupnya akan runtuh. Kau tidak perlu mengurusnya. Tapi jika dia bicara jujur dan dia benar-benar Rasul Allah, apapun yang dijanjikan kepadamu, akan datang padamu."
Pada suatu hari, Ali ra. sedang memberikan ceramah, dan dia berkata kepada para hadirin “Siapa orang yang paling kuat?” Orang-orang berkata “Engkau adalah yang paling kuat.” Mereka berpikir begitu karena Ali ra. selalu siap untuk bertarung melawan umat Muslim. Dia-lah pahlawan pada perang Khaybar. Bayangkanlah, Ali ra pernah menggunakan pintu kastil sebagai tameng pada perang Khaybar! Bayangkan betapa kuatnya dia. Jadi orang-orang mengatakan bahwa Ali R.A. adalah orang yang paling kuat.
Ali ra. berkata “Aku siap bertarung dengan orang-orang yang menantangku, Meskipun begitu, Abu Bakar ra. akan melawan siapapun yang menantang Rasulullah saw. Dia lebih kuat daripada aku.”
Abu Bakar adalah orang yang paling berani dalam umat ini setelah Rasulullah saw. Seseorang dapat melihat kekuatan hatinya pada perang Badar, Uhud, Parit, Hudaibiyah, dan Hunain. Semua ini cukup untuk membuktikan ketabahan, keteguhannya, dan menguatkan seluruh umat Islam ketika tragedi terbesar menimpa umat Islam, yaitu wafatnya Rasulullah saw.