"Labbaikallahumma lakalabaik..."
Kumandang talbiyah jamaah haji yang sedang beribadah umroh di Mekkah.
Namun, hari itu merupakan hari yang mengejutkan, karena Allah swt menguji kesabaran jamaah dengan musibah...
Berikut dirangkum dari beberapa sumber, dengan sumber utama jamaah PT Arminareka Perdana :
Jum'at, 11/09/15 - Selesai sholat ashar sekitar pk.17.00 saya rebahan di kamar 608 hotel Dar Al Eiman Royal Mekah, menghadap kaca jendela. Tiba-tiba langit berubah menjadi gelap, dari kejauhan tampak seperti asap gelap mengepul. Saya berpikir sepertinya bakal datang badai pasir lagi.
Langit semakin gelap dan angin berputar semakin kencang. Plastik, kertas, kardus beterbangan kemana-mana. Beberapa tempat sampah yg besar dan berat terlempar.
Para jamaah haji yg sedang berada di jalan berlarian menyelamatkan diri.
Hujan pun mulai turun dengan sangat deras disertai angin kencang dan petir yang menyambar-nyambar. Pagar-pagar pembatas jalan berserakan kemana-mana. Motor-motor patroli polisi yan diparkir di pinggir jalan ambruk terkena amukan badai. Beberapa jamaah haji terjatuh dan terseret beberapa meter. Jendela kaca di kamar pun bergetar menahan badai. Saya sempat beberapa kali menjauh dari jendela, takut tiba2 kaca pecah dihantam badai. Terdengar suara dentuman keras ditengah-tengah suara petir bersahutan. Pihak hotel pun mematikan lift dan menahan tamu-tamu hotel agar tidak keluar dari hotel. Suasana saat itu begitu mencekam.
Tak banyak yang bisa saya lakukan. Saya hanya bisa menatap semua kejadian itu dari balik jendela kaca kamar hotel di lantai 6. Sy bersama KH. Agus Dermawan dan KH. Ilham Salim berkali-kali menyebut nama Allah,, "Masya Allah!" "Allahu Akbar!" "Ya Allah semoga semua jamaah Arminareka selamat", itulah kalimat yang berkali-kali keluar dari lisan kami.
Hampir 30 menit hujan badai yang dahsyat itu berlangsung. Tiba-tiba terdengar kabar ada crane yg roboh diatas Masjidil Haram menimpa jamaah yg sedang thawaf.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun"
Rupanya dentuman keras tadi adalah suara crane yang ambruk. Saat itu juga pihak manajemen arminareka memerintahkan semua muthawif untuk menelpon semua kamar jamaah di hotel untuk memastikan keberadaan jamaah. Jika telepon tak diangkat datangi kamarnya.
Ternyata ada beberapa jamaah Arminareka yang saat itu berada di Masjidil Haram. Kami pun berharap tidak terjadi apa apa dengan mereka. Selepas sholat maghrib satu per satu jamaah Arminareka yang berada di Masjidil Haram pulang ke hotel dengan pakaian basah kuyup, badan gemetar dan wajah penuh ketakutan.
Diantara mereka adalah dr. Ida (dokter haji Armina), ibu Meyzarti dan pak Ade. Rupanya mereka masih shock karena menyaksikan di depan mata kejadian jatuhnya crane yang menimpa puluhan jamaah hingga meninggal dunia di tempat. Lantai Masjidil Haram berubah menjadi merah oleh darah korban yg terhimpit reruntuhan crane bercampur puing beton.
Alhamdulillah selepas sholat isya, laporan dari seluruh muthawif, semua jamaah Arminareka dalam aman dan selamat. Terimakasih kepada semua saudara-saudaraku di tanah air yang turut serta mendoakan untuk keselamatan para jamaah haji indonesia, khususnya jamaah Arminareka Perdana.
Semoga Allah SWT membalas dengan balasan yang setimpal.
Kronologi Badai dan Jatuhnya Crane di Masjidil Haram
Makkah - Sebuah crane yang digunakan untuk mengerjakan proyek di Masjidil Haram jatuh terhempas angin. Badai dimulai oleh angin kencang di sore hari yang akhirnya berubah menjadi badai.
Berikut ini kronologi kejadian jatuhnya crane itu yang dikumpulkan dari berbagai sumber, Sabtu (12/9/2015):
-Pukul 17.00
Langit gelap menaungi wilayah Makkah. Angin mulai berhembus kencang. Hampir setiap sore selama 5 hari belakangan ini cuaca Makkah di sore hari bisa berubah mendadak dari panas ke hujan.
-Pukul 17.10
Angin mendadak berhembus kencang. Pintu-pintu bangunan berderak, sampah-sampah beterbangan. Hujan mulai turun meningkahi angin kencang.
-Pukul 17.15
Hujan angin disertai angin kencang melanda Makkah. Menyebabkan banyak pohon-pohon tumbang, tercerabut dari akarnya. Air hujan menggenangi jalan-jalan yang letaknya lebih rendah
-Pukul 17.18
Di atas kap mobil yang sedang parkir terdengar bunyi hantaman benda-benda kecil. Setelah disimak, ternyata benda itu adalah es yang turun besert hujan. Tapi hujan es tidak berlangsung lama.
-Pukul 17.30
Kabar sebuah crane jatuh dan menimpa para jemaah haji beredar. Setelah dikonfirmasi 2 jemaah haji Indonesia turut menjadi korban jiwa karena kejadian ini.
-Pukul 17.45
Hujan angin disertai angin kencang mereda. Proses evakuasi dilakukan. Para korban tragedi crane dievakuasi ke RS terdekat di Jiyad untuk mendapatkan pertolongan pertama. Setelah itu mereka dirujuk ke RS lainnya.
Semoga jamaah haji yang meninggal di tanah suci, mendapat tempat tertinggi disisi Allah swt...aamiin
Beberapa keutamaan atas wafatnya jmaah gaji di musibah tersebut :
1. Meninggal di tanah suci
2. Meninggal pada hari Jum'at
3. Meninggal dalam rangka ibadah umroh / haji
4. Meninggal dalam keadaan taat pada Allah swt
Al Fatihah...